Kenangan Manis di Kampung Halamanku (Desa Keluru) PART 2

Selamat datang di Desa keluru..
Desa Keluru adalah sebuah Desa kecil yang terletak ditepian Danau kerinci. Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Mayoritas penduduknya adalah petani dan nelayan, kata Desa-desa tetangga kalau ada dua orang ibu-ibu Desa Keluru lagi ngobrol suaranya sama dengan 10 orang yang lagi ngobrol, iya.. suara volume yang keras dan bahasanya yang kental.
Jika anda mengunjungi Desa ini jangan heran kalau ada ibu-ibu yang lagi ngumpul dan berbicara seperti orang bertengkar, mereka tidak lagi bertengkar tapi lagi cerita kesehariannya, ngomongnya kadang rebutan tapi kami warga Desa Keluru sudah terbiasa dengan itu, kalau bicara Fasilitas warga Desa Keluru ini terbilang sudah lengkap memiliki Gedung Serbaguna, Lapangan Sepak Bola, Lapangan Volly, dll..
Desa ini juga sudah memiliki Air Bersih sendiri jadi warga tidak pernah kekurangan air.
Wilayah Desa Keluru terbilang cukup besar mungkin 35% Persawahan, 50% Perkebunan dan 15% tempat pemukiman warga, menurut admin Desa Keluru ini seperti kurang perkembangan dari segi perumahan warganya, dari dahulu sampai sekarang ada sedikit saja perubahan, hanya beberapa rumah-rumah lama saja yang diperbaiki kembali, tidak seperti Desa-desa lain yang terus berkembang contohnya Pulau Tengah dulu hanya ada beberapa rumah di samping SMA 6 Kerinci sampai Telago, sekarang sudah banyak perumahan warga disana tidak heran 20 tahun kedepan sudah bisa buat Desa disana. Mungkin Desa Keluru tidak boleh membangun rumah di daerah persawahankarena pengelolaan sawah di Desa Keluru itu bergantian, itu yang membuat perumahannya tidak berkembang, jika anda berniat mau mendirikan rumah di Desa ini hanya bisa di daerah perkebunan saja yang jaraknya tidak jauh dari pusat perumahan warga, seperti : Tanjung Ampera.

Ada hal yang tidak dapat saya lupakan yaitu kala bermain meriam bambu (Bedil), sudah menjadi rutinitas setiap hari lebaran Idul Fitri para pemuda dan anak-anak bermain meriam bambu, jika saja lebaran tanpa bunyi meriam bambu rasanya tidak lengkap, para perantau yang pulang kampungpun sangat antusias menyaksikan perang bedil ini, pemuda Desa Keluru sangat kompak saat mencari bambu untuk dijadikan bedil karena kalau tidak kompak akan tersara berat kalau mengumpulkan sampai 120 bambu besar. Perangnya sesama pemuda yang telah dibagikan menjadi 2 kelompok, kalau ukuran Pemuda kadang sampai 70 bedil perkelompok yang dibunyikan beriringan  bunyi sangat keras kedengaran seperti orang perang benaran, gak tahan kalau kita disekitar itu tidak menutup telinga, kalau kita yang menembak kita harus berhati-hati karena menggunakan api yang sangat besar jika apinya kecil maka akan mudah padam itulah harus menggunakan api yang sangat besar yang kita pegang ditangan (seperti obor), perangnyapun dari sore sebelum lebaran smapai pagi sebelum sholat Idul Fitri, Tapi kala saya kecil saya hanya bermain bedil di  depan rumah saja menggunakan bambu kecil, botol sprite, botol aqua, dll.. saya dan teman-teman berperang melawan Akbar tetangga sekaligus teman main juga, jarak rumah kami sangat dekat sekitar 20m saja jadi kami bisa saling ejek siapa yang kehabisan karbit.
Kalau tidak salah terakhir kali perang bedil ini dimainkan pada 2012 lalu setelah itu sampai sekarang tidak dimainkan lagi :( hanya anak-anak saja yang masih main disekitar rumah-rumah warga itupun jarang juga. mungkin susah untuk mengumpulkan bambunya, padahal sekarang jalannya sudah bagus bisa menggunakan mobil untuk mengangkutnya, bisa menggunakan sinso untuk memotongnya, kalau dulu pemuda menggunakan kapak untuk memotongnya, memikulnya dengan pundak sendiri beratnya mungkin sampai 60kg, kadang juga Kerbau untuk mengangkutnya, kadang juga dihanyutkan disungai, Semoga saja beberapa tahun kedepan diadakan lagi, Semangat buat generasi penerus, Jangan hilangkan tradisi ini, jika tidakbisa setiap tahun maka cukuplah 3 tahun sekali :)

baca juga : Kengan Manis di Kampung Halamanku (Desa Keluru)