Cerita yang berkembang di masyarakat juga menyebutkan, pembangunan masjid itu diawali dengan pesta keramaian selama tujuh hari tujuh malam dengan menyembelih 12 kerbau. Selain dihadiri seluruh warga dusun, pesta keramaian juga dihadiri seorang pangeran pemangku dari Jambi. Awalnya dinding masjid terbuat dari anyaman bambu dan pada tahun 1890, oleh masyarakat setempat, dinding yang terbuat dari anyaman bambu tersebut diganti dengan kayu yang diukir dengan indah.
Sumber : Google